Ringkasan Materi Seni Musik Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka
Materi Seni Musik Kelas 8 Unit 1 "Lukisan Tanah Airku Apresiasi Terhadap Keragaman Lagu Daerah"" Kurikulum Merdeka - Berikut rangkuman lengkap materi Seni Musik Kelas 8 pada Unit 1 yang membahas tentang Lukisan Tanah Airku Apresiasi Terhadap Keragaman Lagu Daerah", yuk simak baik-baik.
A. KB 1 Lukisan Indonesia
Tingkat apresiasi musik sesungguhnya yang dapat dicapai, tentu diawali dengan sikap sebagai seorang pendengar. Menurut Hugh M. Miller Ph.D. seorang pen-didik musik dari University Harvard (di dalam bukunya "Introduction to Music: A Guide to Good Listening’’) ada empat cara mendengarkan, yaitu:
1. Mendengarkan secara pasif. Di dalam sebuah suasana tertentu, pendengar tidak diharapkan memberikan atensi yang penuh terhadap musik yang terdengar.
2. Mendengarkan secara menikmati. Pendengar merasakan sensasi dari bunyi-bunyian yang dia dengar seperti suara bass, suara gitar, suara piano, tanpa memiliki pengertian musik sekalipun.
3. Mendengarkan secara emosional. Pendengar menikmati musik utamanya dalam hal membangkitkan reaksinya sendiri terhadap musik, seperti memori, emosi, dan lain sebagainya.
4. Mendengarkan secara perseptif. Untuk melakukan hal ini, dibutuhkan konsentrasi dan fokus pada musik itu sendiri serta kesadaran yang penuh tentang apa yang terjadi pada musik tersebut. Apresiasi musik dalam pengertian ini berarti mengetahui latar belakang, memahami apa yang didengar dengan demikian memiliki dasar dasar objektif dalam memberikan penghargaan terhadap sebuah karya musik (Miller, 1971).
Untuk memperkenalkan tangga nada pentatonik secara sederhana, guru dapat mengajak peserta didik untuk menyanyikan atau memainkan beberapa lagu-lagu dolanan seperti:
1. Gundhul Pacul,
2. Gambang Suling,
3. Cublak-cublak Suweng,
4. Lir Ilir, dan
5. Oray Orayan
Tembang dolanan merupakan lagu anak-anak Jawa dan biasanya diiringi oleh gamelan. Walaupun melodinya terdengar sederhana dan mudah untuk dipelajari, namun sebenarnya memiliki nilai sastra yang tinggi dimana budi pekerti, moral dan rasa kebangsaan terkandung di dalamnya (Fuadhiyah, 2011).
B. KB 2 Ragam Lagu dan Karya Musik Daerah
Kata musik berasal dari kata mousikè yang diambil dari Yunani. Arti dari kata mousikos adalah dewa keindahan, seni, dan ilmu pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa musik adalah seni suara atau bunyi nada yang terjalin menjadi suatu irama, melodi dan harmoni tertentu yang dihasilkan oleh kreatifitas serta perasaan penciptanya (Orsida, 2017).
Kata traditio merupakan etimologi atau asal kata dari bahasa Latin tradêrê yang artinya jatuh ke bawah, yang dapat diartikan sebagai mewariskan. Sesuatu yang digunakan untuk kebiasaan masyarakat yang diwariskan secara turun temurun (Salim, 1991; Finalti, 2012).
Musik tradisional dapat diartikan sebagai bagian dari seni budaya yang tumbuh dan berkembang pada wilayah khusus yang berlangsung turun temurun dan antar generasi. Walaupun demikian, musik tradisional tidaklah berarti sudah lapuk, kuno namun musik yang memiliki ciri serta keunikan kultur sesuatu etnik tertentu (Purba, 2007). Dari uraian di atas musik tradisi merupakan wujud nilai budaya yang mengangkat tema-tema kehidupan dalam tradisi setempat.
Musik tradisional sebagai perwujudan identitas dari masyarakat setempat, memiliki arti yang sangat penting karena merupakan sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dengan sosial budaya daerah setempat.
Ciri-ciri musik tradisional adalah:
1. Karya musik baik vokal maupun cara memainkan peralatannya tersebar secara langsung, tidak tertulis dan hanya berdasarkan ingatan.
2. Syair lagu menggunakan bahasa daerah.
3. Melodi, tangga nada dan ritmiknya menunjukkan ciri khas kedaerahan.
4. Menggunakan alat-alat musik khas daerah.
5. Pencipta lagunya sering sudah tidak diketahui.
Syair lagu ''Sio Mama'' pada dasarnya berisikan serta mencerminkan perasaan dan adab seseorang anak pada orang tuanya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenangan dikala ibu berjuang tanpa lelah membesarkannya. Juga bagaimana perasaan anak ini yang merasa belum mampu membalas jasa ibu tercinta.
Lagu "Tanduk Majeng" menggambarkan seorang pekerja keras, dan percaya diri. Hal ini berlatar belakang situasi dan kondisi geografis seorang nelayan Madura yang sering harus bergelut dalam kehidupan yang keras di laut untuk waktu yang cukup lama.
Lagu "Tokecang" yang sederhana dan gembira, dinyanyikan anak-anak kecil didaerahnya pada saat mereka sedang menghabiskan waktu bermain bersama. Lagu "Tokecang" menceritakan tentang seseorang yang senang makan secara berlebihan atau makan sampai melampaui batas.
Beberapa Lagu-lagu di berbagai Daerah Indonesia :
1. Jambo – Jambo - Nangroe Aceh Darussalam
2. Lembah Alas – Nangroe Aceh Darussalam
3. Bungong Jeumpa – Nangroe Aceh Darussalam
4. Sik Sik Sibatumanikam – Sumatera Utara
5. Sinanggar Tulo – Sumatera Utara
6. Dayung Sampan – Banten
7. Jereh Bu Guru – Banten
8. Keroncong Kemayoran – Jakarta
9. Kicir-Kicir – Jakarta
10. Cing Cangkeling – Jawa Barat
11. Apuse – Papua
12. E Mambo Simbo – Papua
13. Sajojo – Papua
14. Yamko Rambe Yamko – Papua
15. Cik Cik Periok –Kalimantan Barat
16. Aek Kapuas – Kalimantan Barat
17. Kalayar – Kalimantan Tengah
18. Naluya – Kalimantan Tengah
19. Tumpi Wayu – Kalimantan Tengah
20. Dabu-Dabu – Gorontalo
21. Binde Biluhuta – Gorontalo
22. Tahanusangkara – Sulawesi Utara
23. Tan Mahurang – Sulawesi Utara
24. Ina Ni Keke – Sulawesi Utara
25. Burung Kakatua – Maluku
26. Sudah Berlayar – Maluku
27. Burung Tantina - Maluku
28. Ayo Mama – Maluku
29. Buka Pintu – Maluku
30. Dewa Ayu – Bali
31. Macepet Cepetan – Bali
32. Mejangeran – Bali
33. Putri cening Ayu – Bali
34. Helele U Ala De Teang – Nusa Tenggara Barat
35. Moree – Nusa Tenggara Barat
36. Tebe Onana – Nusa Tenggara Barat
37. Tutu Koda – Nusa Tenggara Barat
38. Desaku – Nusa Tenggara Timur
C. KB 3 Gaya dan Teknik Bernyanyi Lagu Daerah
1. Teknik Nyindhen
Pesindhén, atau Sindhén (dari bahasa Jawa) adalah sebutan bagi wanita yang bernyanyi diiringi oleh orkestra gamelan. Pesindén yang baik harus memiliki kemampuan untuk menyanyikan tembang dimana dibutuhkan teknik khusus untuk melakukan ornamentasi vokal dengan ciri khas sindhen.
Menurut Ki Mujoko Joko Raharjo seorang tokoh seni budaya Jawa, Pesindhen berasal dari kata pasindhian yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sindhén juga disebut waranggana (wara berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan anggana berarti sendiri). Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan.
Kesenian Sindhén terdapat di daerah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Sunda, Jawa Timur dan daerah lainnya, walaupun terdapat beberapa perbedaan karakteristik. Pada pertunjukan wayang tertentu yang bersifat spektakuler, dapat mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih.
2. Teknik Keroncong
Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karakteristik yang mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, menjadikan musik keroncong memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan musik lainnya.
Beberapa teknik vokal keroncong asli adalah sebagai berikut (Finalti, 2012):
a. Nggandul; merupakan cara menyanyi dengan ketukan lebih lambat dari ketukan yang seharusnya atau tertulis di notasi (kurang lebih ½ ketuk), namun pada frase berikutnya ketinggalan ritme akan dikejar dan kembali ke ritme yang seharusnya.
b. Cengkok; merupakan nada hiasan pada melodi utama, semacam mordent pada musik diatonis barat.
c. Ngembat; merupakan cara menyanyi yang dimulai di bawah melodi utama, yang kemudian bergayut.
d. Gregel; merupakan teknik vokal seperti appoagiatura yang dinyanyikan pada akhir frase yang biasanya diakhiri dengan nada yang panjang dan teknik vibrato.
3. Teknik Melayu
Budaya Melayu merupakan budaya yang sangat kaya dan tersebar di seluruh Sumatera, Semenanjung Malaysia, Singapura dan Thailand, di mana unsur lagu dan tari merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seni pertunjukan. Seni pertunjukan atau seni persembahan memiliki makna penampilan seniman dalam melakukan komunikasi dengan penonton, berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat Melayu (Takari dan Dewi, 2008:95).
Menurut Azlina Zainal seorang penyanyi senior lagu Melayu berasal dari Sumatera Utara, teknik utama yang digunakan dalam bernyanyi lagu-lagu Melayu adalah kreativitas dan improvisasi dalam menghiasi melodi lagu dengan berbagai macam ornamen khas lagu melalu seperti grenek, cengkok, dan patah lagu. Kemampuan dalam memberikan hiasan melodi ini menjadi kelebihan dan ciri khas unik dari seorang penyanyi (Simanjuntak, 2015).
4. Teknik Dangdut
Munculnya musik dangdut berawal dari perpaduan musik Hindustan, Melayu, dan Arab yang datang dan berkembang di Indonesia. Pengaruh India sangat kuat seperti pada alat musik yang digunakan, yaitu gendang dan tabla, serta harmoni musik.
Unsur tabuhan yang merupakan bagian unsur dari musik India digabungkan, dengan unsur cengkok penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas dari irama Melayu merupakan awal dari mutasi dari irama Melayu ke dangdut.
D. KB 4 Bernyanyi Bersama Lagu Daerah
Bernyanyi secara berkelompok dibagi menjadi dua macam, yaitu kelompok kecil dan kelompok besar (paduan suara). Untuk kelompok kecil biasa terdiri atas 2 (duet), 3 orang (trio), 4 orang (kwartet) atau berupa vokal grup.
Vokal group adalah kelompok beberapa orang penyanyi yang bernyanyi bersama dengan satu suara, dua suara atau lebih. Anggota vokal grup terdiri dari penyanyi yang memiliki jenis dan karakter yang sama ataupun berbeda, seperti sopran, alto, bass, tenor. Sopran & alto adalah jenis suara wanita. Sedangkan bass & tenor adalah jenis suara laki-laki.
Ada beberapa ciri vokal grup. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Jumlah anggotanya lebih sedikit dari paduan suara, yaitu 3 – 8 orang. Sedangkan paduan suara jauh lebih banyak dari pada vokal grup (lebih dari 20 orang).
2. Tidak ada dirigen yang berdiri didepan, sehingga komunikasi antara penyanyi lebih bebas langsung ke arah penonton.
3. Secara umum aransemen dan ekpresi vokal grup lebih bervariasi.
Tahapan berlatih dalam bernyanyi Vokal Grup
1. Pastikan bahwa para peserta didik mengenal dan menguasai dengan baik melodi pokok lagu yang akan dimainkan.
2. Peserta didik menguasai dengan baik tangga nada lagu yang dinyanyikan. Apakah tangga nada lagu tersebut adalah diatonis major atau minor, pentatonik (pelok atau slendro),
3. Peserta didik agar menyanyikan lagu di dalam jangkauan wilayah nada yang nyaman, tidak ketinggian dan kerendahan.
4. Peserta didik diajarkan membaca not angka atau not balok. Memperhatikan tanda-tanda dinamika, tempo dan lain sebagainya agar pesan lagu dapat terekpresikan.
5. Dibentuk kelompok tiap suara untuk berlatih pada bagian masing-masing.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum memulai berlatih sebuah lagu, kepada anggota vokal grup tetap perlu diperhatikan agar dilatih:
1. Pemanasan
2. Teknik Pernafasan
3. Vokalisi
Semoga informasi Ringkasan Materi Seni Musik Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka diatas bermanfaat. Jangan lupa Follow agar dapat notifikasi informasi terbaru lainnya dari Ruang Kelas.
Belum ada Komentar untuk "Ringkasan Materi Seni Musik Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka"
Posting Komentar