Ringkasan Materi Seni Tari Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka
Materi Seni Tari Kelas 8 Unit 1 "Nilai dan Jenis Tari Tradisi" Kurikulum Merdeka - Berikut rangkuman lengkap materi Seni Tari Kelas 8 pada Unit 1 yang membahas tentang Nilai dan Jenis Tari Tradisi, yuk simak baik-baik.
A. Konsep Tari Tradisi
Tari tradisi adalah tari yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat yang diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari budaya daerah yang bersangkutan. Menurut Sumaryono (2011), tari tradisi di Indonesia dapat diidentifikasi yaitu tari-tari tradisi bernafas Islam, tari tradisi pengaruh Katolik dan Kristen, tari tradisi pengaruh Hindu dan Budha dan tari tradisi dari budaya asli.
Tari tradisi bernafas Islam terdapat di pulau Sumatra dan sekitarnya, kecuali di kalangan suku Batak (Sumatra Utara) yang lebih dominan penganut agama Protestan. Corak-corak tari tradisi bernuansa Islami dapat diamati pada nyanyian-nyanyian pengiringnya atau yang langsung dinyanyikan oleh para penari.
Tari tradisi pengaruh Katolik dan Kristen menonjolkan ekspresi nyanyian-nyanyian dalam suatu tarian. Misalnya saja di kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Bentuk-bentuk koreografi taritari tradisi di Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara tampak sederhana, dan sebagian besar bertemakan kegembiraan dan beberapa lain bertemakan kesuburan.
Tari tradisi pengaruh Hindu dan Budha lebih banyak berkembang di Jawa dan Bali. Sebagai bukti didirikannya bangunan candi Borobudur dan Prambanan. Posepose tari dan adegan tari secara fragmentaris ada kemiripan dengan bentuk tari tradisi Jawa dan Bali.
Tari-tari tradisi dari budaya asli terdapat pada beberapa kelompok suku masyarakat yang menunjukkan keaslian budayanya. Hal tersebut seperti terdapat pada tari-tarian upacara di pelosok Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, Jawa, dan Bali yang menunjukkan sisa-sisa totem, animisme dan dinamisme.
Keberadaan tari-tarian tradisi asli tersebut ada hubungannya dengan adat dan budaya masyarakat suku setempat yang beberapa diantaranya masih menganut sistem kepercayaan lama atau menganut agama asli mereka sebagai warisan para leluhur. Misalnya saja Tari Topeng Hudog di kalangan masyarakat suku Dayak (Kalimantan), Tari Topeng Gundala-Gundala dari suku Batak, Tari Sang Hyang Jaran dan Topeng Berutuk di Bali serta Tari Jathilan di Jawa.
B. Jenis-Jenis Tari Tradisi
Soedarsono (1972) membagi jenis-jenis tari tradisional menurut koreografinya menjadi 3 yaitu tari rakyat, tari klasik dan tari kreasi baru. Tari rakyat adalah tarian yang sudah mengalami perkembangan sejak jaman masyarakat primitif sampai sekarang. Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi dan mulai ada sejak jaman masyarakat feodal. Tarian klasik adalah tarian yang dipelihara di istana raja-raja dan bangsawan yang telah mendapat pemeliharaan yang baik.
Tari kreasi baru adalah tari yang mengalami modernisasi yang timbul karena untuk memenuhi cita-cita gerakan romantis yang bertujuan untuk ekspresi dan desakan batin. Di Indonesia tari kreasi baru adalah jenis tari yang koreografinya bertolak dari tari primitif dan tari klasik.
Menurut fungsinya tari tradisi dibedakan menjadi 3 yaitu tari upacara, tari hiburan, dan tari pertunjukan.
1. Tari Tradisi Sebagai Upacara Ritual/Keagamaan
Di dalam kehidupan keagamaan sejak zaman Hindu masyarakat Indonesia telah menggunakan tari-tarian sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan. Contohnya,Tari Rejang adalah tari wanita di Bali yang memiliki kadar ritual yang sangat tinggi. Tari kelompok ini berfungsi sebagai tari penyambutan kedatangan para dewa, yang diundang untuk turun ke pura (bangunan keagamaan).
Tari Baris merupakan tari putra yang dibawakan oleh kelompok pria dewasa, yang biasanya ditampilkan setelah tari Rejang usai. Tari Baris juga berfungsi sebagai tari penyambutan kepada para dewa yang diundang pada upacara Piodalan.
Di daerah keraton Kasunan Surakarta setiap penobatan raja (upacara pengetan jumenengan) yang diadakan sekali dalam satu tahun selalu dipentaskan tarian pusaka jenis Bedhaya yang disebut Bedhaya Ketawang. Tari Bedhaya Ketawang dengan demikian termasuk tarian sakral yang tidak mungkin dipentaskan di luar tembok keraton dan di luar konteks upacara sakral tersebut (Sumaryono, 2017).
2. Tari Pergaulan
Tari Pergaulan adalah jenis tari tradisional yang berfungsi untuk menciptakan kegembiraan, kemeriahan suasana pada upacara-upacara adat perkawinan. Di Kalimantan terdapat jenis tari pergaluan yang disebut Manasai, sedangkan di kalangan suku Batak (Sumatera Utara) tari pergaulan yang bernama tari Tor-tor Boru atau tari Pemudi. Berbeda dengan Jawa, tari pergaulan tersebut bernama tari Tayub, dan di Jawa Barat disebut Ketuk Tilu, selain Ketuk Tilu, istilah yang populer tari pergaulan di Jawa Barat adalah tari Ronggeng (Sumaryono, 2017).
3. Tari Tradisi Sebagai Seni Pertunjukan/Tontonan
Dari berbagai macam tari daerah terdapat jenis tari yang berfungsi sebagai tari pertunjukan atau tontonan yaitu jenis tarian yang dihadirkan hanya sebagai hiburan semata. Dengan menyaksikan atraksi-atraksi pada sebuah tarian diharapkan penonton akan merasa terhibur. Misalnya bila kita menikmati tarian istana Bedaya dan Srimpi yang nampak halus-lembut tetapi memiliki nilai seni yang cukup tinggi.
C. Nilai yang Terkandung dalam Tari Tradisi
Pada dasarnya seni secara umum mengandung aspek nilai intrinsikartistik, nilai kognitif, dan nilai hidup. Aspek nilai intrinsik-artistik yakni seni mengandung bentuk-bentuk menarik atau indah karena seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa seseorang. Aspek nilai kognitif atau pengetahuan bahwa seni merupakan media pendidikan estetis untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan pengalaman berkarya kreatif. Aspek nilai hidup bahwa seni bukan semata-mata demi artistik tetapi seni mengandung nilai-nilai hidup yang bersifat universal misalnya saja nilai religi, nilai moral, nilai psikologi, dan sebagainya.
D. Mengelompokan Gerak Tradisi Berdasarkan Nilai dan Jenisnya.
Gerak adalah bahasa komunikasi yang luas, dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya terdiri atas beribu-ribu ‘kata’ (Smith, 1985:16). Menurut Soedarsono (1986:81), gerak merupakan media yang paling tua dari manusia untuk menyatakan keinginan atau merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak bati n manusia.
Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah dan gerak maknawi. Gerak wantah sangat mudah dipahami karena merupakan gerak asli yang belum mendapatkan sentuhan keindahan. Sedangkan gerak maknawi merupakan gerak yang indah dan bermakna. Sumaryono (2011: 5) menjelaskan, bahwa gerak tari adalah gerak yang ritmis dan indah.
Gerak-gerak ritmis atau gerak berirama adalah gerak-gerak yang memiliki keteraturan atau keselarasan dengan ketukan atau irama. Gerak dalam tari adalah gerak imajinatif dan kreatif yang dihasilkan melalui proses interpretasi terhadap realitas. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas terputus-putus, tegang kendur, lambat cepat, patah mengalir dan sebagainya.
Sedyawati (1986: 73-74) menjelaskan bahwa, gerak ritmis dari anggota badan, perpaduan pola-pola dalam ruang, gerak spontan yang dipengaruhi emosi yang kuat, paduan gerak-gerak indah dan ritmis dan gerak terlatih yang disusun secara beraturan untuk menyatakan tindakan dan rasa.
Gerak tari tradisi yang berkembang di Yogyakarta ada istilah gerak sembahan, kinantang alus, ulap-ulap, pacak gulu, tolehan dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa sikap dan gerak yang dilakukan dalam tari Topeng Malang (Supriyanto, 1997:86).
1. Sikap dan gerak kepala disebut gedheg yang terdiri atas:
A. Gobesan, yakni sikap kepala menggeleng.
B. Gedheg manthuk, yaitu sikap kepala yang menjulur ke depan dan kepala menekan leher.
C. Gedheg (putaran), yaitu sikap kepala ditekan ke belakang dan berakhir condhong ke samping kanan.
D. Gedheg lenggutan, yaitu sikap kepala ditarik ke belakang dan menjulur ke depan.
E. Tolehan, yakni gerak gedheg kepala yang merupakan sikap pandangan topeng. Gerakan gedheg inicenderung menoleh serong kanan, serong kiri, ke atas dan ke bawah.
F. Gedheg ula ngelangi, yaitu sikap kepala condong ke kanan dan condong ke kiri.
2. Sikap dan gerak tangan adalah sebagai berikut:
A. Supit urang terbuka, yaitu jari telunjuk dan ibu jari menekuk hamper bertemu, yang lain lurus merapat.
B. Supit Urang tertutup, yaitu jari telunjuk dan ibu jari bertemu, yang lain lurus.
C. Ngithing, yaitu jari tengah dan ibu jari menekuk bertemu, yang lain menekuk sedikit.
D. Baya mangap, yaitu jari empat merapat lurus, ibu jari membuka kesamping.
E. Njimpit, ngithing dengan memegang sampur.
3. Sikap dan gerak kaki.
Kaki kiri hampir seluruh tarian menyangga tubuh, adapun sikap tangan kanan yang menciptakan ritme dengan gongseng yang terletak di kaki kanan. Pada tari Topeng Malang sikap dan gerak kaki sangat dominan untuk mengatur irama dan ritme kendang serta gerak tarian, kecuali untuk tari Topeng Putri yang tidak menggunakan gongseng.
A. Tanjek, yaitu gerak berdiri dengan menggerakkan kaki kanan dengan gongseng.
B. Gedrugan, yaitu membunyikan gongseng.
C. Sirigan, yaitu berjalan maju mundur dengan langkah kecil.
D. Gejegan, kedua kaki menggeser ke samping dengan langkah kecil.
E. Labas, yaitu gerak berjalan.
Semoga informasi Ringkasan Materi Seni Tari Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka diatas bermanfaat. Jangan lupa Follow agar dapat notifikasi informasi terbaru lainnya dari Ruang Kelas.
Belum ada Komentar untuk "Ringkasan Materi Seni Tari Unit 1 Kelas 8 Kurikulum Merdeka"
Posting Komentar